Lama ngga nulis, life happens, saya sudah jadi Emak-emak, hehehe. Kalau gitu mari kita ngobrol ala Emak-emak :-P
--
“Wah, anaknya cengeng ya?”
Hayoo, siapa yang sering dapat komentar seperti di atas? *angkattangan* :-D
Daffa, 16 bulan, tidak mudah dekat dengan orang asing. Jangankan digendong orang lain, diajak bersalaman pun kadang menangis.
Sempat khawatir dengan kemampuan Daffa bersosialisasi, saya banyak bertanya dengan beberapa teman yang ternyata memiliki pengalaman serupa. Baca sana-sini, browsing ini-itu, alhamdulillah sedikit tercerahkan.
Ketika usia 1-2 tahun ada beberapa anak yang memang kurang suka suasana ramai dan tidak mudah akrab dengan orang asing. Daffa salah satunya.
Lingkungan keseharian anak ternyata sedikit banyak berpengaruh loh terhadap bagaimana anak tumbuh.
Trus gimana dong, sudah terlanjur si anak menjadi “penakut”?
Khawatir wajar.
Tetapi tentu saja rasa khawatir tidak membantu menyelesaikan masalah. Terlalu stay cool juga jangan kali yaa ;-)
Anak tumbuh dengan caranya masing-masing, please don’t compare.
Trus trus, normal ngga sih anak yang seperti itu?
Insya Allah normal kok.
Menurut Ayah Edy, memang ada anak yang bertipe Visual – Melankolis yang biasanya memiliki ciri-ciri utama sangat peka perasaannya, penuh kehati-hatian, pemalu tidak mudah dekat dengan orang baru, perfeksionis, pendiam, cenderung menarik diri serta memerlukan waktu lama untuk bisa mencairkan diri dengan orang baru meskipun itu saudara dekat.
Tugas kita mendidik mereka sesuai fitrahnya, bukan sesuai kemauan kita.
Kalau masih ada yang berkomentar dengan sikap anak kita yang defensif, woles dan kalem saja lah.
Boleh lah beri pengertian semacam “Maaf Tante/Oom, si Bocil lagi ngga mood nih”.
Trus lagi, perlu perlakuan dan training bersosialisasi secara khusus ngga sih?
Kalau menurut pendapat saya yang pengetahuannya pas-pasan ini, perlakuan khusus tidak diperlukan. Mereka normal kok. Sosialisasi biasa sudah cukup. Tak perlu setiap hari diajak ke tempat ramai untuk training, ngemall misalnya. Berat di ongkos nanti, hehehe. Jadi, sabar dan enjoy aja.
Menjadi orang tua itu tidak mudah. Harus terus belajar dan membaca. Tapi ternyata menjadi anak jauh lebih sulit loh. Apalagi jika mereka yang masih belajar tumbuh dan beradaptasi dengan lingkungan sudah dituntut memahami dan memenuhi keinginan orang tuanya. *selftalk*
--
Anak yang memiliki secure attachment dengan Ibunya, merasa aman bereksplorasi di lingkungan asing karena tahu ada yang dihandalkan saat terancam. Ibu yang hangat dan ekspresif mengungkapkan kasih sayang lebih mudah mengembangkan attatchment secure kepada anaknya. – dari buku PediaTweet: Kicauan @dokteranakkita.
--
Sooo, mari belajar menjadi orang tua yang hangat untuk anak-anak kita. Hubungan yang hangat akan bertahan lama dan memberi rasa nyaman.
We are not a director and they are not an actor. Mari kita nikmati bagaimana mereka tumbuh.
*turunpodium*