Selasa, 26 Oktober 2010

[daily] mereka yang hebat

Hossssssssh, sebulanan lebih ngga apdet si blog untungnya ngga lupa sama password. Sabtu kemaren dapet sms dari jeng iLLa yang ngajakin ke pesta Blogger minggu depan, barulah saya nyadar kalo punya rumah yang ngga keurus ini, hohohoho.

Ngga punya bahan yang mau diomongin, marilah kita ngegosip ngalor ngidul.
Akhir-akhir ini, dunia pertipian dihiasi ajang-ajang pencarian bakat, yang kalo ditilik lebih lanjut itu acara nyontek kesuksesan acara Britains Got Talent tempat saya terlahir sebagai bintang dahulu *muntah!*. Walopun terkesan ngga kreatif ya sah-sah aja sih, cuman gara-gara yang latah buanyak jadinya bosen juga ngeliat tipi isinya audisi ini itu.
Bosen tapi tentunya lebih menarik dibanding sinetron yang isinya teriak-teriak mulu.

Ok lah, mengesampingkan hal tersebut diatas *hihihi bahasanya*, ada beberapa hal yang menarik perhatian saya. Salah satunya adalah kemenangan grup keroncong dari Surabaya di acara IMB (Indonesia Mencari Bejo) kemarin.
Grup yang tiap minggunya saya kirimin sms dukungan beserta doa setulus hati biar menang ini benar-benar memberi inspirasi kepada banyak orang terutama orang-orang pinggiran. Kemenangan itu berhasil membuat mereka menyejajarkan diri dengan para artis yang digilai banyak fans.
Bahkan saya pun udah ngefan dengan gila sama salah satu personilnya.
Ok lah, kalo masalah gila si saya emang udah dari dulu gilanya *sigh*.

Kapan hari itu debat kusir sama Juragan saya. Debat masalah layak dan tidaknya mereka disebut berbakat.
Kalo kata si Juragan sih, mereka belum layak disebut berbakat. Mereka lebih tepat disebut beruntung karena masih banyak pengamen-pengamen jalanan yang kualitasnya lebih bagus, yang sayangnya ngga seberuntung mereka.
Kalo yang namanya berbakat, ya si kecil penggebuk drum itu. Begitu kata Juragan yang kebetulan emang ngefan abis sama salah satu peserta kecil yang jago ngedrum.

Well, ngga salah.
Ngomongin kualitas, tentu aja mereka belum seberapa *uda brasa Titi Sjuman aja ini komen, wkkwkwk*.
Tapi marilah kita bicara tentang perjuangan. Kalo dibandingin dengan kita, maaf, maksudnya si saya, yang mendapatkan segala sesuatu dengan biasa-biasa dan datar-datar aja, mereka sangat bisa diberi acungan jempol.
Pigimana engga, berasal dari pengamen jalanan dengan penghasilan ngga tentu, mereka berhasil meraih sukses dengan usaha dan kerja kerasnya.
Instant? Hummmm, engga juga. Toh mereka juga uda makan asem garam bertahun-tahun di jalanan.

Yakin.
Mungkin itulah rahasia dibalik keberhasilan mereka. Yakin bahwa hanya dengan usaha keras cita-cita setinggi apapun bisa tercapai. Yakin bahwa Yang Maha Berkuasa ngga pernah tidur dan ngga pernah melupakan nasib hamba-hambaNya yang bekerja keras.

Pernah pada suatu hari acara “Tendang si Andy” mendatangkan tamu Rindu Band. Grup band yang backgroundnya juga dari orang-orang menengah kebawah. Salah satunya adalah mantan penjual cendol kalo ngga salah (cmiiw).
Jujur saya ngga suka banget sama grup band ini.
Tapi ngelihat mereka di acara itu, dan kemudian dengerin kisah idup mereka, si saya-pun menangis bombay *sial*.
Betapa kesuksesan itu ngga ada yang cuma-cuma.

Melihat mereka seperti pertama kali ngebaca novel Laskar Pelangi.

Tertohok.
Terlahir dalam kondisi berkecukupan, tapi ngga punya semangat setinggi mereka yang hidupnya penuh belokan tajam.

Lalu siapa yang harusnya dibilang beruntung?
Rasanya kata beruntung ngga tepat diberikan kepada mereka-mereka yang uda berjuang mati-matian mewujudkan mimpi.

Kadang-kadang semangat paling tinggi justru muncul saat kondisi terlemah. Walaupun ngga sekeren mereka, minimal punya semangat itu penting.
Nggih nopo boten?

Dream, believe and make it happens!
G A N B A R E E E E E ! !